Halaman

Total Tayangan Halaman

Jumat, 20 Mei 2011


SORBITOL SEBAGAI BAHAN PEMANIS MAKANAN RENDAH KALORI



1.  Nilai Kalori Sorbitol
Sorbitol adalah salah satu pemanis alternatif lain yang sering digunakan dalam makanan. Sorbitol ditemukan pada tahun 1872, dalam berbagai buah-buahan dan berries. Saat ini sorbitol dapat disintesis dengan hidrogenasi glukosa. Sorbitol memiliki struktur gula alkohol (poliol) dengan enam atom karbon (heksitol), merupakan bentuk tereduksi dari fruktosa.
Gula alkohol merupakan monosakarida atau disakarida yang memiliki banyak gugus hidroksil. Gula alkohol terdapat di alam, tapi lebih banyak produk hidrogenasi dari mono-disakarida, contohnya sorbitol dari glukosa, maltitol dari maltosa. Gula jenis ini tidak mengandung grup karbonil pereduksi sehingga kurang reaktif (Prangdimurti, 2007).
Gula alkohol dikembangkan sebagai pengganti pemanis sukrosa,Rasa manisnya sekitar 60% dari sukrosa, dengan kalori lebih kecil dari kalori sukrosa dalam jumlah yang sama. Sukrosa menghasilkan 4 kalori per 1 gram, sedangkan sorbitol menghasilkan sekitar 2.6 kalori per 1 gram atau setara dengan 10,87 kJ/g dan memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan 0,5-0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa.
Tabel 1. Tingkat Kemanisan Relatif Pemanis non-nutritif

2.Pengaruh Sorbitol Terhadap Kesehatan
            Suatu produk makanan atau minuman yang menggunakan pemanis buatan harusnya mencantumkan jenis dan jumlah pemanis yang digunakan. Penggunaan bahan pemanis atau batasan pemakaian bahan pemanis dalam makanan harus mengacu pada WHO yang dikenal dengan ADI (acceptable daily intake) dab Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722 / Menkes / per / IX / 1988 tentang batasan maksimum penggunaan bahan pemanis dalam makanan, seperti tertera dalam tabel berikut :
Tabel 2. Batasan Penggunaan Pemanis pada Makanan dan Minuman
Nama Bahan Pemanis
Batasan Permenkes per kg bobot badan
Batasan ADI per kg makanan
Sakarin
50 mg - 300 mg
0 - 5 mg
Siklamat
500 mg – 3000 mg
0 - 50 mg
Sorbitol
5 g – 300 g
-
Aspartam
-
0 – 40 mg
Acesulpame K
-
0        – 9 mg

2.1        Kelebihan Sorbitol
Sorbitol adalah turunan glukosa dan akan menghasilkan kalori yang sama dengan glukosa (4 Kalori setiap gram). Nilai kemanisan glukosa dan sorbitol relatif terhadap sukrosa berturut-turut adalah 0,7 dan 0,6. Artinya, sorbitol dapat memberikan tingkat kemanisan yang sama dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan glukosa. Jadi kalau Anda ingin mengurangi kalori, jenis pemanis ini tidak tepat. Sorbitol lebih bermanfaat bagi penderita diabetes mellitus karena dapat menjaga kestabilan kadar glukosa darahnya (agar tidak cepat meningkat karena metabolisme lebih lama dibandingkan glukosa).
Sorbitol memiliki beberapa keunggulan dibanding gula lainnya. Rasanya cukup manis namun tidak merusak gigi. Poliol pada umumnya dan sorbitol khususnya, resisten terhadap metabolisme bakteri oral yang melepaskan asam dari reaksi penguraian gula dan pati. Asam ini dapat mengerosi email / enamel gigi.
Selain itu juga sorbitol dapat mempertahankan kelembaban bahan makanan merupakan contoh kelebihan sorbitol dibanding sukrosa. Sorbitol cukup stabil, tidak reaktif, dan mampu bertahan dalam suhu tinggi. Sorbitol juga tidak rusak apabila dicampur dengan gula lain, gel, protein, dan minyak sayur. Karena itu sorbitol cukup banyak dipakai dalam industri makanan. Produk yang mengandung sorbitol antara lain permen bebas gula, permen karet (biasanya rasa mint), industri gula-gula konfeksi, pemanis roti dan cokelat, serta pemanis makanan beku. Penggunaan lain dari sorbitol adalah sebagai pencegah kristalisasi dalam produk makanan, karena sifatnya yang mampu mempertahankan kelembaban makanan yang cenderung mengering dan mengeras; agar bahan makanan tersebut tetap segar. Sorbitol juga sering dipakai sebagai bahan tambahan untuk obat kumur dan pasta gigi.
Sorbitol juga cukup aman dipakai sebagai gula pengganti pada penderita diabetes melitus, karena penyerapannya lebih lambat daripada glukosa. Penyerapan yang lambat ini otomatis akan mengurangi derajat drastisnya peningkatan glukosa darah dan respons insulin. Kalori yang rendah juga sesuai dengan target pengendalian berat badan pada pasien diabetes melitus. Untuk tujuan ini sorbitol banyak digunakan untuk membuat produk makanan rendah kalori.

2.2        Efek Samping Sorbitol
Sorbitol cukup aman dan jarang menimbulkan efek samping. Kelebihan konsumsi sorbitol dapat menimbulkan diare osmotik. Hal ini terjadi apabila sorbitol terdapat dalam saluran cerna dalam jumlah besar (lebih dari 50 gram per hari), sehingga tekanan osmosis dalam lumen usus lebih tinggi daripada sekitarnya.
Hal ini menyebabkan sejumlah besar cairan yang ada di interstisial terdorong ke lumen usus, dan terjadilah diare. Efek samping lainnya adalah sakit perut dan kembung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar